Menggauli munafik dan tali barut musuh

- Advertisement -

KEJAHILAN berkenaan isi kandungan Al-Quran menyebabkan sebahagian manusia menyalah gunakan terma “taktik politik” atau “diplomasi” sebagai alasan untuk merapati golongan jahat dan munafiq.

- Advertisement -

Allah S.W.T berfirman;

وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتابِ أَنْ إِذا سَمِعْتُمْ آياتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِها وَيُسْتَهْزَأُ بِها فَلا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذاً مِثْلُهُمْ

 

“Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kalian di dalam Al-Quran bahawa apabila kalian mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan, maka janganlah kalian duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Kerana sesungguhnya (kalau kalian berbuat demikian) tentulah kalian serupa dengan mereka”.

(An-Nisa: 140)

Dinyatakan oleh Ibnu Katsir di dalam tafsirnya;

“Sesungguhnya jika kalian melakukan hal yang terlarang sesudah larangan sampai kepada kalian, dan kalian rela duduk bersama-sama mereka di tempat yang padanya diingkari ayat-ayat Allah, diperolok-olokkan serta dikecam dengan pedas, lalu kalian menyetujui hal tersebut, bererti sesungguhnya kalian bersekutu dan bersekongkol dengan mereka dalam hal itu”.

‘Kerana itulah dinyatakan oleh firman-Nya:

{إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ}

 

“tentulah kalian serupa dengan mereka”.

(An-Nisa: 140)

Allah melarang kita merapati golongan munafiq dan bergaul rapat bersama mereka. Akan tetapi golongan yang lemah iman tidak berani menolak pelawaan munafiq kerana bimbang dituduh pelbagai tohmahan.

Jelas sekali, kenaifan dan jati diri yang lemah merupakan punca umat Islam sentiasa bersifat apologetik terhadap seteru mereka.

Sesungguhnya tidak akan hina mereka yang berwalikan Allah, tidak akan mulia mereka yang berwalikan musuh Allah.

SOFIA ALWANI
16 Julai 2018 – HARAKAHDAILY 17/7/2018

- Advertisement -